![]() |
TANA TORAJA, WEEKENDSULSEL || Pemerintah Kabupaten Tana Toraja menegaskan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanah Malia menjadi salah satu prioritas utama tahun ini. Langkah ini ditempuh untuk menekan pencemaran lingkungan yang selama ini menjadi masalah klasik.
Berbeda dengan pola lama, TPA Tanah Malia akan dikelola dengan sistem berbasis teknologi ramah lingkungan melalui pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST). Fasilitas ini akan mengintegrasikan pengumpulan, pemilahan, daur ulang, pengolahan dengan mesin teknologi modern hingga menghasilkan produk bernilai ekonomi, serta penanganan sampah akhir.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tana Toraja, Nirus Nikolas S.P.,S.Sos.,M.Si, menegaskan pengelolaan tradisional tidak lagi relevan. “Pembangunan IPST pengolahan sampah dilakukan melalui Dinas PUTR dan ditargetkan rampung tahun ini. Sistem ini diharapkan mampu mengurangi volume sampah, mengubahnya menjadi produk bermanfaat seperti kompos, serta memberikan nilai ekonomi dan sosial bagi masyarakat,” ujarnya, Senin (22/9/25).
Bupati Tana Toraja bersama Sekda, Kadis PUTR, Kadis DLH, Camat Rantetayo, dan Lurah Padangiring telah meninjau langsung lokasi TPA di Padangiring, Kecamatan Rantetayo, untuk memantau persiapan pembangunan IPST.
Nirus menambahkan, strategi penanganan sampah tahun ini dimulai dari hulu hingga hilir. “Mulai dari sumbernya seperti rumah tangga, kemudian di tengah dengan pembentukan Bank Sampah Unit, dan di hilir melalui pengelolaan TPA. Ke depan, TPA Tanah Malia akan difungsikan sebagai TPS3R, sementara lokasi TPA baru juga disiapkan,” jelasnya.
Selain menekan pencemaran, IPST juga diharapkan membuka lapangan kerja baru bagi warga sekitar. Dengan demikian, TPA Tanah Malia tidak lagi sekadar tempat pembuangan, melainkan pusat pengolahan modern yang memberi manfaat nyata.
Masyarakat menyambut baik langkah ini, mengingat selama ini persoalan sampah kerap menimbulkan bau menyengat dan risiko pencemaran. Harapannya, wajah TPA Tanah Malia benar-benar berubah dari sumber masalah menjadi sumber solusi. (Red)