Gerakan Masyarakat yang didukung oleh berbagai elemen komunitas seperti Relawan Theza, Komunitas Pemuda dan Garda JRM, Selasa (5/1/2021) melakukan gotong royong dengan membersihkan tumpukan sampah di berbagai titik yang menjadi problema selama ini di Tana Toraja.
"Kegiatan hari ini akibat kerjasama antara team TheZa, Garda JRM dan seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga kota Makale dari persoalan sampah. Kota Makale harus di jaga kebersihan, keindahan sehingga kenyamanan dan keamanan terpelihara dan layak dijadikan kota pariwisata kedepan Yang bermartabat," kata JRM via WhatsApp kepada Media ini Selasa (5/1/2021).
Tumpukan sampah diberbagai tempat yang memprihatinkan itu terlihat di sekitar pasar Makale, Garonggong, Telkom dan sejumlah titik di ibu kota Tana Toraja.
Kegiatan pembersihan tumpukan sampah ini melibatkan satu unit louder milik Tim TheZa dan 3 unit truk dari Garda JRM dan Karya mandiri. Pembersihan sampah di kota Makale terpaksa harus menggunakan alat berat karena volumenya sudah melebihi kapasitas tampungan.
Menurut Warga setempat, Daniel, bau yang ditimbulkan akibat sampah itu, selain mengganggu pemandangan, tumpukan sampah bisa menimbulkan penyakit akibat banyaknya barang busuk yang mengundang lalat. "Terima kasih kepada tim dari berbagai elemen sudah mendatangkan alat berat dan truk untuk mengangkut tumpukan sampah ini," kata Daniel.
“kami merasa sampah ini sebagai salah satu masalah yang gawat darurat khususnya yang dibuang sampai ke bahu jalan. Tak bisa dipungkuri perilaku dan kesadaran masyarakat beberapa masih rendah, sebab hampir sebagian sampah yang berhasil diangkut ini memang berasal dari sampah rumah tangga bahkan ada kasur, meubel-meubel yang dibuang kesini,” ujarnya lagi.
Untuk diketahui kurang lebih 2 bulan sampah tersebut dibiarkan oleh pemerintah menumpuk dan membusuk disekitaran lingkungan rumah warga. Selain mengeluarkan bau menyengat yang cukup berbahaya bagi pernapasan, kondisi sampah yang carut marut juga merusak pemandangan mata warga sekitar. Warga pun heran mengapa sampah yang biasanya lancar diangkut setiap minggu, kini sudah 2 bulan tersendat dan dibiarkan menumpuk. Kondisi ini sangat memprihatikan tidak ada perhatian khusus dari pemerintah daerah kabupaten Tana Toraja. (*/Albert Agus)