Koordinator Lapangan (Korlap) Frans mengatakan bahwa pihaknya sudah lama dijanji oleh Bupati Tator Nicodemus Biringkanae untuk memberikan sebagian dari hasil Buntu Burake.
“Masyarakat Buntu Burake sudah dijanji oleh Bupati Tator untuk memberikan sebagian hasil. Sudah lama kami tunggu-tunggu sampai saat ini tapi tidak realisasi,” katanya
Frans juga mengungkapkan bahwa yang hadir di aksi ini, merupakan sebagian kecil masyarakat Buntu Burake dan apabila tidak ada tindakan dari Bupati Tator, maka massa akan bertambah.
“Itu tadi, baru rakyat kecil, makin lama tidak ada tanggapan, akan ada aksi lanjutan yang kami lakukan. Kami dijanji dari 4 Juni 2016 dan sampai sekarang belum ada realisasi dari pemerintah daerah,” jelasnya.
Frans mengatakan bahwa ada 4 Poin tuntutan dari aliansi masyarakat Kelurahan Buntu Burake yakni pembagian hasil dari pengelolaan wisata Religius Buntu Burake, permintaan dan pengukuran lahan kebun masyarakat di Buntu Burake sesuai surat kesepakatan pemerintah dan masyarakat pada tanggal 14 September 2017, pengelolaan kawasan wisata Religius Buntu Burake diserahkan kepada masyarakat Kelurahan Buntu Burake (reformasi pengelolaan), dan pemberdayaan masyarakat Kelurahan Buntu Burake.
Peserta aksi tersebut diterima langsung oleh sejumlah anggota DPRD diantaranya Kristian Hp Lambe, Stefanus Maluangan, Yakobus Tonglolangi’, Andarias Tadan, Semuel Pali Tandirerung, Andrew Tulak, dan Yohanis Lintin Paembongan.
Anggota DPRD Tator Kristian Hp Lambe dari fraksi Partai Demokrat mengatakan bahwa apa yang telah dijanjikan kepada masyarakat untuk memberikan sebagai dari hasil Buntu Burake akan dibicarakan.
“Izin Kementerian Hukum dan HAM untuk mendapatkan hasil yang dijanjikan oleh pemerintah daerah untuk dikelola jadi presentasinya akan dibicarakan oleh pengurus yayasan, ini milik masyarakat secara keseluruhan,” katanya
Dan menurut toko masyarakat sekaligus kepala lingkunga Burake "Mei Kulla' menyatakan kami sdh terlalu lama di janji ttg bagi hasil retribusi sampai sekarang blm ada realisasix.. Mana janji bupati sekarang
( Yudha sirenden)