![]() |
excavator Hitachi (alat berat) |
TANA TORAJA, WEEKENDSULSEL || Aroma penyalahgunaan fasilitas publik kembali mencuat di wilayah Simbuang Mappak. Sebuah alat berat jenis excavator merek Hitachi yang dikabarkan disiapkan untuk tanggap darurat bencana, justru lebih sering terlihat beroperasi untuk proyek pekerjaan fisik ketimbang membantu masyarakat saat terjadi longsor atau akses jalan terputus.
Kondisi ini memicu kemarahan aktivis mahasiswa Simbuang Mappak yang menilai ada indikasi kuat penyimpangan fungsi dan manipulasi penggunaan aset daerah.
“Setiap kali ada longsor, alasannya selalu alat rusak. Tapi begitu ada proyek, alat langsung bisa beroperasi. Jadi sebenarnya alat ini untuk tanggap darurat atau untuk proyek? Barang ini harus jelas, jangan sampai dimainkan oleh oknum tertentu,” tegas Demianus salah satu aktivis mahasiswa, Sabtu (11/10/2025).
Nada serupa juga disampaikan Anggota DPRD Tana Toraja Dapil 3 dari Partai NasDem, Drs Sinai, yang menyoroti lemahnya pengawasan Dinas Pekerjaan Umum terhadap penggunaan alat berat tersebut.
“Kondisi jalan di beberapa titik sudah rusak parah, tapi alat itu hanya diparkir. Bahkan kiri kanan jalan longsor, tetap tidak digerakkan. Anehnya, begitu proyek masuk, alat itu langsung hidup. Sementara saat tanggap darurat, justru pihak gereja yang turun memperbaiki jalan, ini sangat disayangkan. Kita sudah diberi fasilitas, tapi tidak dimaksimalkan di lapangan,” ujar Sinai dengan nada kecewa.
Dari pantauan Weekendsulsel, masyarakat setempat juga mulai mempertanyakan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan aset pemerintah. Sebab, alat berat yang seharusnya menjadi bagian dari sistem penanganan bencana justru tampak dimonopoli untuk kepentingan tertentu.
Hingga berita ini diterbitkan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tana Toraja belum memberikan keterangan apapun, meski telah dihubungi oleh redaksi Weekendsulsel untuk konfirmasi.
Penulis : Alvin