![]() |
Dok. Penerimaan anggota baru IMTB tahun 2019. |
WEEKENDSULSEL.ID, TANA TORAJA || Pendidikan adalah salah satu bagian pertahanan sebuah Negara, tanpa aspek pendidikan, Negara tidak akan bisa bertahan dan maju pada kedudukannya.
Tanggal 2 Mei tiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional untuk mengenang jasa Pahlawan Pendidikan Nasional "Ki Hajar Dewantara".
Dari tahun ke tahun selalu menjadi peringatan yang sangat berharga dimana moment tersebut adalah moment peradaban pendidikan di Tanah Air.
"Apakah pendidikan kita sudah maju,?Tentu semakin tahun, pendidikan akan semakin maju dan selalu mengikuti perkembangan zaman diiringi perkembangan teknologi.
Waktu demi, pembangunan di bidang pendidikan merupakan tujuan ke-4 dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals), yaitu memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, juga mendukung kesempatan belajar hidup bagi semua.
Secara khusus, bisa kita amati pendidikan di Toraja belum sepenuhnya merata, masih banyak muda-mudi tidak bisa mengakses pendidikan sebab biaya pendidikan yang setiap tahunnya semakin mahal sampai pada fasilitas ruang belajar yang tidak memadai.
Sampai saat ini masih ada saja sekolah yang belum tersentuh oleh pembangunan. Tandas Ketua Umum IMTB, Anto.
![]() |
Anto, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Toraja Barat (IMTB) periode 2020/2021. |
Lanjutnya, padahal ruang kelas, bangunan sekolah, dan perlengkapannya menjadi vital dalam proses belajar mengajar. Namun kerap kali kapasitasnya tidak cukup atau sudah ketinggalan zaman. Belum lagi akses pendidikan tidak memadai seperti akses internet terutama dalam situasi pandemi yang mengisyaratkan pembelajaran dilakukan secara daring.
Dari masalah di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memajukan dan meningkatkan mutu pendidikan di Toraja harus beriringan dengan pembangunan, peningkatan fasilitas dan harus bisa di akses oleh semua warga sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (1) setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan. (2) setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dan
pemerintah wajib membiayainya. Hal ini sebagai jembatan setiap warga Negara agar memperoleh pendidikan yang layak. Dalam hal ini, pendidikan yang
dimaksud adalah pendidikan formal.
Dunia Pendidikan di Toraja akhir-akhir ini kian menepih, sebagai daerah kawasan pariwisata Nasional harusnya Toraja masuk 10 besar di tingkat provinsi karena sebagai daerah pariwisata terbaik di Indonesia timur tentu SDM masyarakatnya harus meningkat.
Degradasi nilai-nilai budaya dan jiwa nasionalisme yang semakin hari semakin berkurang di kalangan anak muda membuat kekhawatiran akan generasi pelanjut Bangsa ini.
Pendidikan juga bahkan dikesampingkan oleh pemangku pemangku kebijakan yang ditandai dengan mutasi para guru, tidak memperhatikan kebutuhan peningkatan mutu pendidikan. Bahkan yang terjadi adalah penempatan para pegawai di bidang pendidikan berdasarkan kebijakan politik semata.
Gaji guru kontrak daerah yang tidak terbayarkan 6 bulan padahal itu sudah menjadi hak mereka. Khasus bunuh diri yang banyak ditandai dengan kurangnya perhatian keluarga pada anak anaknya padahal pendidikan yang utama dan pertama adalah dari keluarga itu sendiri.
Di berbagai kampus, kemerdekaan belajar mahasiswa malah dikebiri dan dibungkam sehingga mahasiswa lebih memilih diskusi-diskusi di luar kampus sehinggah kebanyakan mahasiswa menyibukkan diri mereka dengan berbagai hal yang tidak produktif.
Kita berharap dengan adanya Bandara Toraja bisa memberikan kontribusi yang baik pada pendidikan di Toraja ini. Persoalan persolan pendidikan yang terjadi di Toraja adalah tanggung jawab kita bersama.
Menyikapi problema dunia pendidikan di Toraja tersebut maka dari itu kami dari Ikatan Mahasiswa Toraja Barat meminta kepada pemerintah Kabupaten Tana Toraja untuk:
1. Mendorong peningkatan mutu pendidikan dengan penempatan tenaga pendidik pada bidangnya dan bukan karena kepentingan politik.
2. Pemerataan pembangunan, peningkatan fasilitas pendidikan (bangunan sekolah, akses internet ke desa-desa )
3. Bekerjasama dengan lembaga lembaga keagamaan, pendidikan dan pemerhati anak untuk mengurangi kasus bunuh diri di Toraja dan menghadirkan psikolog-psikolog untuk mengatasi hal tersebut.
4.Memperhatikan kesejahteraan guru guru honorer baik itu tenaga kontrak maupun honorer biasa, juga kejelasan nasib para guru honorer tersebut.
5. Mendorong berbagai kampus yang tidak mempunyai lembaga kemahasiswaan untuk mengaktifkan kembali lembaga-lembaga tersebut dalam hal mencapai merdeka belajar.
6.mendorong pemerintah untuk mengaktifkan kegiatan kegiatan kepemudaan melalui dinas terkait agar ada wadah bagi pemuda untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya.
(Refleksi Hardiknas Ikatan Mahasiswa Toraja Barat)
Penulis: Albert Agus