TANA TORAJA, WEEKENDSULSEL — Gelombang desakan keras meledak dari aktivis lingkungan di Tana Toraja yang meminta Polda Sulawesi Selatan segera menangkap pemilik stok file ilegal di Batupapan, Kecamatan Makale. Aktivis menilai aktivitas penampungan pasir dan kerikil di lokasi itu jelas-jelas melanggar hukum karena beroperasi tanpa dokumen UKL–UPL maupun SPPL, sebagai syarat wajib sesuai regulasi lingkungan hidup.
Informasi yang dihimpun redaksi menyebutkan bahwa penampungan material ilegal tersebut diduga kuat milik pengusaha bernama Nani. Aktivis menegaskan bahwa praktik itu sudah berlangsung cukup lama, namun tak ada tindakan tegas dari aparat maupun pemerintah setempat, sehingga meresahkan warga sekitar dan mencederai tata kelola lingkungan.
“Ini sudah jelas-jelas bentuk kejahatan lingkungan. Tidak boleh ada aktivitas penambangan, penampungan, atau perdagangan material tanpa izin lingkungan. Kami mendesak Polda Sulsel turun tangan dan menindak tegas pemiliknya,” tegas salah satu aktivis yang enggan disebutkan namanya.
Tidak hanya itu, aktivis juga menyentil lemahnya pengawasan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) serta sikap diam pemerintah daerah yang terkesan membiarkan kegiatan ilegal tersebut terus beroperasi tanpa sanksi apa pun.
“Kalau hukum lingkungan terus diabaikan, akan banyak pengusaha nakal meniru hal serupa. Negara tidak boleh kalah dengan pelaku pelanggaran izin,” tambahnya.
Para aktivis menuntut langkah cepat dari aparat penegak hukum, mulai dari penyegelan lokasi stok file, pemeriksaan terhadap pemilik usaha, hingga evaluasi menyeluruh terhadap perizinan usaha material di seluruh wilayah Toraja.
Pemilik stok file yang dikonfirmasi via WhatsApp memberikan respons, ia mengklaim memiliki izin namun belum diketahui jenis yang dimaksud
" Ia na ad ijinx itu krn sya bergerak di alt berat. Nt lht sndri ijin ap yg sya px" katanya kepada media ini.
Penulis : Dom
